Gundala Putera Petir adalah karakter pahlawan Indonesia ciptaan Hasmi (1969) Kekuatan/kemampuan : sambaran petir dengan berbagai tingkatan kekuatan, lari secepat angin, pukulan petir..
![]() |
GUNDALA GAWAT, TEATER GANDRIK |
![]() |
TEATER GANDRIK : GUNDALA GAWAT, 087719911200 |
Dalam pementasan lakon-lakonnya, Gandrik selalu menyajikan kritik sosial dan kelucuan-kelucuan yang bukan disajikan dengan mengeksploitasi kekurangan fisik pemainnya sebagaimana banyak orang menggemari pertunjukan lawak dimana salah satu pemainnya dijadikan “sansak” untuk dihina habis-habisan. Itu bukanlah lawak yang cerdas. Gandrik menyajikan lakon yang disisipi lawakan cerdas. Ungkapan-ungkapan yang keluar daricocot (mulut) pelakonnya membuat kita berpikir celotehannya mengarah kemana atau kepada personifikasi tokoh siapa. Dan, ketika sudah menangkap sindiran itu kemana atau kepada siapa, meledaklah tawa itu. Puas! Karena, kadang yang disuarakan di panggung mewakili kejengkelan kita terhadap situasi yang sedang terjadi tapi kita tak dapat berbuat banyak. Gandrik seolah menjadi wakil kita lewat cocotnya. Selain itu,Gandrik selalu menggunakan kebijakan lokal (bahasa Jawa sehari-hari) dalam dialog lakon-lakonnya. Sangat akrab dan nyaman buat saya bisa menikmati ungkapan bahasa Jawa yang tepat untuk sebuah celetukan yang tak bisa diterjemahkan secara tepat ke bahasa lain (Indonesia).
Inilah yang akan muncul di lakon Gundala Gawat yang rencananya dipentaskan di Taman Budaya Yogyakarta (TBY), 16 & 17 April 2013 serta di TIM Jakarta sepuluh hari kemudian.
Mengapa Gundala Gawat? Gundala adalah tokoh superhero lokal ciptaan Hasmi. Tokoh ini muncul di komik pada tahun 70an. Saat itu, komik lokal merajai (taman) bacaan. Bersama Godam,Pangeran Mlaar, Aquanus, Jin Kartubi, Sembrani dan lain-lain mereka membasmi kejahatan di bumi nusantara. Para superhero itu membantu tugas polisi dalam menghabisi para penjahat. Lega rasanya ketika mereka berhasil menumpas kejahatan. Berlanjut pada kisah-kisah yang lain. Terus dan terus, para superhero itu muncul dalam lakon-lakon menumpas kejahatan dan berhasil meskipun kadang harus jatuh bangun dalam menumpas kejahatan. Itulah gambaran manusia tak sempurna. Tak selalu digdaya tanpa cacat.
Akankah Gundala dalam lakon Gundala Gawat yang akan dipentaskan oleh Teater Gandrik, yang selalu bikin kangen, juga digdaya sebagaimana di lakon-lakon komik 40 tahun yang lalu? Inilah yang menarik untuk disimak. Teater Gandrik yang selalu menangkap situasi yang sedang terjadi di negara ini menjadi lakon pentasnya akan menghadirkan Gundala, sang superhero lokal, dalam konteks apa yang sedang terjadi saat ini.
Lakon Gundala Gawat memotret situasi politik di negara ini dimana saat ini penegakan hukum seperti kerupuk yang dibiarkan berada di meja makan terhembus angin. Tak lagi gurih dan enak dinikmati. Seorang Gundala yang dulunya begitu digdaya ikut menegakkan hukum pun menjadi impoten karena dia dikelilingi konspirasi yang merata di semua lini demi menutup aib (kejahatan) yang dilakukan para kriminal.
Naskah Gundala Gawat ditulis oleh Goenawan Muhamad (GM), mantan pemred majalah mingguan Tempo. Ide ini muncul dalam sebuah percakapan ringan bersama sahabatnya, Butet Kartaredjasayang juga pentolan Teater Gandrik. Kejadian ini terjadi kira-kira tahun lalu. Biasa lah, kalau dua sahabat asik ngobrol, pasti obrolannya bisa saja “ngrasani” kondisi negara yang semakin lama semakin memprihatinkan dan gak jelas bahkan menjadi “auto pilot”. Butet pun menantang GMuntuk berbuat sesuatu yang bisa menjadi hiburan, karya seni dan sebuah refleksi untuk kita semua.
GM sudah menyelesaikan naskah. Tapi, sebagaimana kebiasaan Gandrik, naskah bukanlah harga mati yang tak bisa ditawar. Dalam proses menuju sebuah sajian siap saji, Gandrik punya kebiasaan“ngudal-udal” (bongkar pasang) demi sebuah adaptasi yang berciri “Gandrik” banget. Di sinilah kelebihan Gandrik. Naskah berproses di latihan-latihan pementasan mereka sampai nantinya menjadi sajian “mak nyuss”, menjadi sebuah lakon yang Gandrik. Inilah yang menarik buat saya ketika menonton lakon Teater Gandrik. Siapapun penulis naskahnya, yang saya makan adalah seporsi makanan bernama Teater Gandrik. Mengikuti aturan dramaturgi, cerita, lakon, tapi ada bumbu-bumbu penyedap yang bernama dagelan cerdas dan sindiran-sindiran yang mengingatkan kita apa yang sebenarnya sedang tidak beres dalam kehidupan (negara) kita.
Lalu, sejauh apa Gandrik ngudal-udal naskah dan menjadi lakon yang sang Gundala agar sadar budaya dan menjadi bijak.
gat layak ditonton? Saya tak bisa melanjutkan tulisan ini. Mending sekarang pesan karcis dan nonton pada hari H…… sambil berharap disambar petir
gat layak ditonton? Saya tak bisa melanjutkan tulisan ini. Mending sekarang pesan karcis dan nonton pada hari H…… sambil berharap disambar petir
SUMBER:
Tj Singo http://singolion.wordpress.com/2013/04/03/pra-pementasan-gundala-gawat/
Penggemar Teater Gandrik
XBagus WahyuX
http://xbgshcx.blogspot.com/2011/02/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
Pemain: Susilo Nugroho, Djaduk Ferianto, Butet Kertaredjasa, Jujuk Prabawa, Hasmi, M. Arif Wijayanto "Broto", Jami Atut Tarwiyah, M. Hendra Himawan, Very Ludiyanto, Gunawan Maryanto, Jamaludin Latif, Wawan, Abdilah Yusuf, Kusen Ali, Linda, Nunung Deni Puspitasari
Naskah Goenawan Mohammad
Penata Latar / Musik: Djaduk Ferianto
Animator: Aris Eko Windu
16-17 April 2013,
Concert Hall, Taman Budaya
YOGYAKARTA | Pukul 20.00 WIB
HTM:
Eksekutif : Rp 200.000,00
VVIP : Rp 150.000,00
VIP : Rp 100.000,00
Lesehan : Rp 75.000,00
Festival: Rp 50.000,00
Reservasi Tiket: 085747532000 - 087719911200
Tiket Box:
- Garasi Enterprise 0274-415844
- Warung Bu Ageng 0274-387191
- Radio Petra FM 0274-885481
DJARUM Apresiasi Budaya
Tj Singo http://singolion.wordpress.com/2013/04/03/pra-pementasan-gundala-gawat/
Penggemar Teater Gandrik
XBagus WahyuX
http://xbgshcx.blogspot.com/2011/02/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
Pemain: Susilo Nugroho, Djaduk Ferianto, Butet Kertaredjasa, Jujuk Prabawa, Hasmi, M. Arif Wijayanto "Broto", Jami Atut Tarwiyah, M. Hendra Himawan, Very Ludiyanto, Gunawan Maryanto, Jamaludin Latif, Wawan, Abdilah Yusuf, Kusen Ali, Linda, Nunung Deni Puspitasari
Naskah Goenawan Mohammad
Penata Latar / Musik: Djaduk Ferianto
Animator: Aris Eko Windu
16-17 April 2013,
Concert Hall, Taman Budaya
YOGYAKARTA | Pukul 20.00 WIB
HTM:
Eksekutif : Rp 200.000,00
VVIP : Rp 150.000,00
VIP : Rp 100.000,00
Lesehan : Rp 75.000,00
Festival: Rp 50.000,00
Reservasi Tiket: 085747532000 - 087719911200
Tiket Box:
- Garasi Enterprise 0274-415844
- Warung Bu Ageng 0274-387191
- Radio Petra FM 0274-885481
DJARUM Apresiasi Budaya